tag:blogger.com,1999:blog-83316709856677026452024-03-19T22:36:01.473+01:00GeodetBangkitlah Géodésie Indonesia...Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-71385604539906298682009-09-22T05:23:00.005+01:002009-09-22T05:46:15.137+01:00Sharing bagian V : Peran Geodet dalam penanggulangan bencanaTernyata profesi sebagai seorang Geodet tidak hanya melulu di industri migas saja, tapi sangat berguna juga untuk mitigasi bencana alam. Salah satu contohnya yang dilakukan oleh bung Farid di ujung barat Indonesia, tepatnya di Propinsi NAD. Bencana tidak bisa ditolak, tapi kita berusaha untuk meminimalisasi dampaknya terhadap kehidupan kita. Bravo buat bung Farid.<br />Selamat menikmati<br /><br />Bagian V<br />Penulis : bung Farid<br />* Penulis bekerja di PT MLD (Mitra Lingkungan Dutakonsult) sebagai GIS Expert untuk NAD.<br /><br />Sekedar berbagi cerita dan pengalaman,<br /><br />Ga terbayang sebelumny urang bisa bekerja di dunia Pengairan, tapi jalurnya di GIS dan Modelling. Nama project yang dikerjakan sekarang adalah Sea Defence Projects yang kemudian dikenal Sea Defence Consultants (SDC), yang isinya merupakan konsorsium dari beberpa perusahaan yang bergerak di bidang Teknik Sipil, khusunya pengairan. Urang sendiri tercatat di PT. Mitra Lingkungan Dutaconsultant (MLD) yang merupakan satu manajemen dengan Bung Lukas, Bung Dedi Sutriyono, dan Ogiw 98.<br /><br />SDC merupakan suatu project pendanaan dari Royal Netherland Embassy (Pemerintah Kerajaan Belanda)/hibah yang dikelola oleh DHV Belanda, DHV ini mitranya MLD, yang diperbantukan pada masa mulanya BRR. Jadi project ini pertamanya dikoordinir oleh BRR, kareana pada masa Rhabilitasi kemaren semua kegiatan harus lewat BRR. Pada Maret 2009 kemarin, masa tugas BRR telah habis, maka semua kegiatan dikembalikan ke pos-pos nya masing-masing. Khusus untuk SDC, sekarang berada dibawah Dirjen Pengairan kalau saya tidak keliru ya :D, maklum hanya technical staff.<br /><br />Beranjak ke kegiatan-kegiatannya SDC cukup menantang dan mengasikkan kawan-kawan,<br />1. kegiatan pertama sewaktu bergabung di SDC adalah di Tsunami Modelling. Disana kegiatannya adalah menguji beberapa skenario gempa/melakukan simulasi sehingga nantinya apakah gempa tersebut berpotensi tsunami atau tidak. Adapaun besaran gempa yang digunakan dalam simulasi adalah mengikuti besaran Magnitude (Mw), bukan Skala Richter (SR). Sebagai informasi, gempa di Aceh kemarin jatuh di 9.2 Magnitude (Mw). Setelah beberapa skenario terkumpul, maka kita lakukan tahapan post-processing ke GIS Data dalam bentuk shapefiles tentunya dengan tahapan tertentu, untuk kemudian dibuat aplikasi yang kita namakan Risk Map. Aplikasi ini digunakan untuk monitoring input gempa yang terjadi sehingga masuk process di database, maka outputnya adalah apakah gempa tersebut berpotensi tsunami atau tidak. Kemudian si operator akan mnyalakan sirine tanda tsunami apabila terjadi gempa berpotensi tsunami. Kerjaan seperti ini tergabung di komnponen Tsunami Early Warning System (TEWS).<br /><br />2. Selanjutnya adalah studi kajian Escape Building Inventory. Deskripsinya adalah menginventarisasi Bangunan Pelarian di daerah sekitar pesisir yang terkena tsunami. Data primernya adalah, model genangan tsunami hasil simulasi, dari situ kita bisa tau berapa ketinggian air di masing-masing tempat. Setelah itu kita tentukan titik-titik pelarian dan rute yang diperlukan dari pemukiman ke bangunan pelarian tersebut. Oh iya, bangunan pelarian tersbut harus di assesment juga berdasarkan ketinggian airnya. Bila 2 meter atau lebih maka bangunan ditingkat 2 (ada arsitek yang melakukan pekerjaan ini). Setelah konsep terncana, maka dilakukan latihan/drill di daerah yang dijadikan percontiohan dari mulai tanda sirine, sampai semua selamat ke tempat pengungsian. Kegiatan ini masih tergabung di komponen TEWS.<br /><br />3. Berikutnya pekerjaan yang dilakukan adalah menganalisis daerah banjir, hal pertama yang dilalukan adalah melakukan simulasi banjir di suatu daerah tangkapan sungai (catchment area)/DAS/Basin, ah gimana enak nyebutnya saja. Dari data ini kita tau beberapa desa yang terkena banjir, tahunan, 5 tahunan, dan seterusnya, tergantung parameter simulasi yang diinginkan. Input data utamanya ternyata Geodesi banget kawan, Data surface, DEM, Cross Section, yaa disamping data-data debit dan curah hujan, dll. Dari data awal tersebut, kemudian dilakukan studi lapangan, langkah pertama yaitu quick scan, gunanya meng konfirmasi daerah-daerah banjir berbasis masyarakat. Setelah quick scan, data diproses terlebih dahulu dan akan ditentukan kemudian desa-desa yang paling parah terkena banjir. Setelah terpilih, dilakukan detailed assesment terhadap desa tersebut lewat tahapan Participatory Rural Appraisal (PRA)/Penilaian terhadap desa berbasis partisipasi masyarakat. Selanjutnya desa terpilih tersebut akan dijadikan model untuk SOP penanggulangan banjir untuk daerah tersebut. Kegiatan ini tergabung di komponen Flood Risk Management (FRM)/Pengelolaan Resiko Banjir.<br /><br />4.......Bersambung dulu yaaak :D (masih banyak euy, ada Basin Water Management, Coastal Protection hehe)<br /><br />--<br />Regards,<br />Wassalaamu 'alaikum wr. wb.<br /><br /><br />M FARID RAHMAN<br />Mobile: 081322529933Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-30354865735353521502009-09-22T05:17:00.004+01:002009-09-22T05:44:44.729+01:00Sharing bagian IV : Real Time GISSharing bung Eka dan bung Lucky ternyata membuat "panas" bung Baso. Geodet kita adalah salah satu dedengkot di bidang GIS terutama speciality Real Time GIS. Tidak tanggung², PTTI (PT Total Indonésie) sampai memperpanjang terus kontraknya dari tahun 2004 (CMIIW) sampe sekarang dan mungkin untuk tahun² selanjutnya.<br />Silakan menikmati<br /><br />Bagian IV<br />Penulis : M. Yasir Andi Baso (bingung nyingkatnya euy)<br />* Penulis merupakan andalan PTFI (dijelaskan dalam tulisan terdahulu) untuk mengawal dan mengembangkan teknologi GIS di tracking vessel dept. nya.<br /><br />Pinjam bandwith dikit yah... (yah sok² pinjam, bandwith nya kan masih nyisa² tuh....(red))<br />Menginjakkan kaki di ranah ini sungguh suatu anugrah bagi saya, ranah dimana berbagai macam ilmu berbaur menjadi satu. Yah.. ranah Real Time GIS. Suatu bidang yang tidak pernah dan tak boleh stagnan untuk developmentnya. Ranah ini bisa dikatakan didasarkan dari tiga issue, yang dalam kesempatan ini saya akan coba persempit untuk didunia oil and gas. tiga issue itu adalah Safety, Sekuriti and Efisiensi issue.<br />Untuk issue safety, yang umumnya diangkat adalah bagaimana operational di lapangan bisa berjalan sesuai dengan HSE program dari setiap masing-masing oil company atau KKKS isitilah keren bung Ektes. ada beberapa case yang bisa diangkat untuk issue ini, ambil contoh bagaimana management KKKS bisa mencapai zero accident atau zero LTI (lost time injury) pada sisi transportasi di lapangannya, atau bagaimana management dari KKKS dapat belajar dari accident yang sudah terjadi. nah disini, Real Time GIS bisa berperan sebagai tools safety campaign untuk keseluruh pihak yang terlibat di operational nya mereka.<br />Selanjutnya untuk issue Sekuriti, disini case yang sering dimanfaatkan adalah bagaiamana mengelola setiap unit produksi dalam hal ini platform contohnya agar tidak dimasuki oleh pihak yang tidak diinginkan. mengelola unit produksi yang berada di remote area yang unmanned condition adalah sangat penting, karena jika lengah maka unit produksi itu bisa shutdown yang artinya akan mengakibatkan kerugian yang tidak kecil bukan? Disini lagi lah, Real Time GIS itu sangat berperan agar setiap unit produksi itu bisa terkontrol dalam 24 jam secara continue dari pihak-pihak yang tidak berkenan. Pertanyaan selanjutnya, jika sudah terdeteksi, apa yang akan dilakukan? nah disini lagi RTG kembali berperan penting. Apa coba? mari kita liat issue selanjutnya?<br />Issue terakhir tapi tidak kalah penting adalah issue Efisiensi, masih berkaitan dengan case yang diangkat di issue kedua, setelah RTG mendeteksi, langkah selanjutnya apa? pengambilan decision yang harus mengutamakan kecepatan dan ketepatan. semuanya itu bisa dihandle oleh satu tools...yah Real Time GIS... Nah ada satu lagi case yang sangat sensitif di jaman krisis global sekarang...efisiensi fuel.. dijamin, kalo membicarakan ini, pasti ada pihak pro dan ada pihak yang kontra. Tapi yah itulah, efisiensi memang harus dilakukan terutama untuk sumber daya yang tidak bisa diperbarui lagi..dalam hal ini fuel (bahan bakar). Yap, lagi-lagi dengan Real Time GIS ini, KKKS bisa saving dari beberapa armadanya hingga melebihi dari nilai kontrak Real Time GIS itu sendiri. What the benefit?<br />Jadi kalo boleh saya singkatkan, dengan Real Time GIS, KKKS bisa efisiensi waktu dan budget mereka tanpa kehilangan hari kerja dan asset mereka. All for One and One for All..<br />Makasih gan, udah bisa berbagi bandwith dimalam ini...meski 4 lapis roti tak terasa habis sebagai cemilan dikala menulis ini.<br />--<br />Warm Regards,<br /><br />Moh.Yasir Andi BasoKameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-88026580610651418442009-09-22T05:10:00.004+01:002009-09-22T05:44:18.471+01:00Sharing bagian III : DrillingMemang bung Lucky ini, ide² untuk menulis tentang Geodet di migas masih banyak. Di bagian III ini beliau akan melanjutkan sharing tentang drilling dan hal² yang menyertainya. Tentu semua ini adalah bagian dari pekerjaan beliau semasa menjabat sebagai maager di PTFI, sehingga tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal ini.<br />Silakan menikmati.<br /><br />Bagian III<br />Penulis : Lucky<br />* Penulis adalah salah seorang motivator entrepreunership. Cita²nya adalah punya perusahaan sendiri. Semoga cepat terlaksana bung Lucky, doa kami untuk anda.<br /><br /><br />Nah lanjut untuk tahapan eksplorasi berikutnya adalah tahap pengeboran (Drilling)<br /><br />Dari data seismic yang ada, biasanya akan dilakukan pengecekan dengan melakukan pengeboran di sejumlah titik (atau dikenal dengan nama proposed well location). Sehingga akan didapatkan data yang lebih akurat dan kepastian mengenai cadangan minyak dan/atau gas yang terkandung. Biasanya pengeboran dilakukan oleh kapal (drilling vessel) dan juga rig (tergantung dari biaya, kedalaman laut, dll). Untuk spesifikasi kedalaman laut maka dikenal dengan nama swamp rig (untuk daerah rawa, kedalaman 5-15m), Jack-up rig (15-100m), semi-submersible rig (>100m).<br /><br />Untuk tahap persiapan sebelum pengeboran biasanya dibutuhkan survey area di sekitar titik pengeboran dikenal dengan istilah geophysical site survey (atau site survey). Survey area biasanya berbentuk kotak (3x3km, 4x4km, dll) tergantung terhadap jenis rig/drilling vessel yang akan digunakan. Alat-alat yang biasa digunakan antara lain differential GPS (pastinya..), Echosounder single beam ataupun multibeam, Side scan sonar, USBL, Sub bottom profilling (Pinger, Boomer/Sparker), Magnetometer, analog vs digital, dll sesuai kebutuhan. Data akhir biasanya berupa peta bathymetri, seabed feature, profil penampang dibawah seabed, data magnetic area sekitar (terutama untuk eks lokasi perang), dll. Semua alat yang digunakan bergantung terhadap budget (echosounder vs multibeam, analog vs digital), kedalaman laut, dan kebutuhan lainnya. Surveyor tentu saja berperan penting dalam survey ini (dan biasanya menjadi team leader). Selain itu Geodesi juga berperan dalam data processor (terutama jika menggunakan multibeam). Salah satu kamerad yang saya kenal ahli dalam dunia multibeam adalah om Februs. Bagi yang ingin cerita lengkap multibeam yang penuh warna itu bisa menghubungi beliau. Dan tentu saja kawan2 dari geologi/geofisika (namanya juga geophysical site survey...) akan terlibat dalam survey ini untuk data yang memerlukan interpretasi (side scan sonar, sub bottom profilling, dll)<br /><br />Selain data survey, data yang lain yang biasanya dibutuhkan sebelum pengeboran adalah data geotechnical. Data geotechnical ini didapatkan dari mengambil sampel2<br />tanah di bawah permukaan laut (seabed) dengan melakukan pengeboran di titik2 yang telah ditentukan di skitar area pengeboran. Surveyor biasanya assist dalam drilling vessel positioning. Perusahaan yang bermain di bidang geoteknik ini setahu saya adalah Fugro, Pageo, Horizon, dll. Jadi tidak semua perusahaan survey bermain dalam bidang geotechnic ini (biasanya terdiri dari kawan2 sipil dan geologist).<br /><br />Data survey dan geoteknik ini nantinya akan dijadikan referensi, safety issue (terutama untuk jack-up rig), insurance, dan juga gambaran awal mengenai keadaan lingkungan sekitar tempat pengeboran. Setelah data didapatkan, maka rig akan segera bergerak menuju lokasi titik pengeboran dengan assist dari surveyor (dikenal dengan istilah rig move). Cerita lengkap dari rig move bisa kawan2 dapatkan dari om Kojek hehehe...<br /><br />bersambung lagi ... (EPC --> Engineering, Procurement, dan Construction) --sekalian cerita ROV buat om Lukas<br /><br /><br />luckyKameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-16923163653182985042009-09-22T05:01:00.004+01:002009-09-22T05:43:37.406+01:00Sharing bagian II : Liku² tender blok migasSharing bagian I ternyata mengusik lamunan teman² yang lain dan menimbulkan ide untuk sharing lebih jauh soal liku² eksplorasi dan eksploitasi perminyakan di indonesia ditinjau dari segi administrasi.<br />Silakan menikmatin<br /><br />Bagian II<br />Penulis: Eka Ristandi (bukan DJunarsyah)<br />* Penulis sampai saat ini masih setia berkantor di PT Patra Nusa Data setelah cita² menjadi mandor perkebunan kandas di tengah jalan....:)<br /><br /><br />Sedikit berbagi informasi masalah migas,<br />ada sedikit koreksi bang lucky, kontrak kerja sama pemerintah Indonesia dan perusahaan minyak untuk mengelola Blok Migas bukan antara oil comp dengan BPMigas, melainkan dengan Ditjen Migas. Kontrak kerjasama tersebut disebut PSC (Production Sharing Contract). oil comp disebut KKKS atau Kontraktor Kontrak Kerjasama yg dulu disebut KPS (Kontraktor Production Sharing). Biasanya kontrak blok migas ini berlangsung selama 30 tahun, yang setiap tahunnya ada penyisihan wilayah (relinquisment) jadi bentuk blok migasnya (yang kotak2, rege-rege) akan makin mengecil yang menandakan penyisihan dan dikembalikan lagi ke negara (beserta data-data nya).<br />Kembali ke PSC, setelah mendapat kontrak dari Ditjen migas, maka kegiatan eksplorasi dan produksi (EP) ini dimulailah. Nah perwakilan pemerintah sebagai pemantau kegiatan EP ini adalah BPMigas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas). Segala kegiatan eksplorasi produksi di blok migas harus mendapatkan approval BPMigas, terutama approval dana melalui AFE (Autorisize For Expenditure). Karena pada dasarnya semua kegiatan mereka biayanya akan ditanggungkan ke negara (via BPMigas) mangkanya setiap ada lambang perusahaan minyak pasti sebelah kirinya ada lambag BPMigas. Jadi yang banyak kegiatan EP itu bangsa kita juga lho, tapi dengan satu sarat perhitungan reinbursmentnya akan dihitung pada kapasitas produksi minyaknya. Jadi klo ngebor ga ada minyaknya sebenarnya tidak bisa direinburs ke pemerintah dan itu adalah resiko dari oil company ersebut. Nah disini lah dibutuhkan orng cerdas, kontraktor2 handal seperti teman2 kita ini.<br />Nah ada lagi BPHMigas atau lazim disebut BP Hilir, ini adalah perwakilan pemerintah untuk memantau industri hilir migas seperti halnya distribusi (shipping) migas dan pemasaran, jadi yang ngatur minyak itu dari stasiun, ke depo sampai ke konsumen ini adalah wewenangnya BPHMigas<br />kembali lagi, Nah bagaimana bagi hasilnya antara BPMigas dgn Oil Comp?<br />Saat ini, bagi hasil PSC biasanya 80% - 20% keuntungan, 80 buat pemerintah indonesia (BPmigas), 20 buat perusahaan minyak setelah cost recovery, alias semua biaya ongkos EP ditanggung oleh pemerintah kita. Nah yang nakal2 ini yang biasanya mainin cost recovery, inilah yang menjadi ribut kawan2 yang masih idealis dengan dana milik negara.<br />Jadi dapat dikatakan klo Ditjen Migas adalah regulator, Klo BPMigas adalah eksekutor untuk kegiatan EP, selain regulator Ditmen migas juga berfungsi dalam mencari potensi2 reservoir migas di blok2 baru, nah disini lah ada yang namanya spek survey seismic<br />Nah Patra Nusa Data (PND) tempat sy kerja adalah perwakilan Ditjen Migas tersebut yang mengelola data-data hasil relinquisment, dikelola, direprocessing, diberikan nilai tambah lalu ditawarkan lagi ke investor baru yang berminat mengelola blok tersebut saat oil comp yang sebelumnya sudah habis masa kontrak nya (yang 30 taun itu), jadi terus aja berputar data-datanya.<br />Mungkin sedikit bagi-bagi informasi dari saya,<br />saya bermimpi pengen beli blok migas...<br /><br />ekaKameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-89009070978335202622009-09-22T04:52:00.004+01:002009-09-22T05:42:54.214+01:00Sharing bagian I : Sekilas pandang dunia migasSetelah sekian lama mati suri, baru sekarang saya bisa mengirim cerita baru lagi tentang Geodet.<br />Cerita ini berasal dari teman² seangkatan yang telah kenyang merasakan asam garam sebagai seorang Geodet.<br />Selamat menikmati.<br /><br />Bag I<br />Sharing dari Bung Lucky<br />* Penulis saat ini bekerja untuk FSME (Fugro Survey Middle East). Sebelumnya beliau ini adalah salah seorang manager di PTFI (bukan PT Freeport Indonesia tapi PT Fugro Indonesia)<br /><br /><br />Dear rekans,<br /><br />Sekedar mencoba untuk sharing mengenai kebutuhan survey khususnya<br />untuk Oil and Gas.Ceritanya mungkin bisa kita mulai dari tahapan<br />Eksplorasi, Eksploitasi, Construction, dan Maintenance.<br /><br />Setelah mendapat izin kerjasama dari pemerintah (BP Migas) untuk<br />mendapat sebuah/beberapa block migas, sebuah perusahaaan minyak akan<br />segera melakukan tahapan eksplorasi (feasibility study, menghitung<br />cadangan, layak dan tidaknya ditambang,dsb). Nah, tahapan yang paling<br />penting dari eksplorasi ini salah satunya adalah Survey Seismic.<br />Survey Seismic ini biasanya dilakukan dalam area yang cukup luas dan<br />biaya yang cukup besar. Oleh karena itu survey seismic biasanya<br />berlangsung cukup lama dan gaji surveyor/navigator/processor pastinya<br />cukup menggiurkan. Mengenai apa fungsi surveyor/navigator, dan<br />processor di survey seismic mungkin uuk riza lebih paham :).<br /><br />Untuk survey seismic company yang cukup terkenal dan familiar adalah<br />Geokinetic (hehe urang sebut lebih dulu soalnya uuk disana), PGS<br />(Aboy'97), Schlumberger Western Geco (widi'94), cgg veritas, global<br />geophysical (Ichal'98, Menir'97), Fugro Geoteam, dll.<br /><br />Dalam melakukan survey seismic terkadang menggunakan jasa "Survey<br />Company" (Fugro, Pageo, Seascape, MGS, dll) untuk melakukan pengecekan<br />area terlebih dahulu (biasa disebut scouting survey). Istilahnya<br />bersih2 dulu biar streamer ga nyangkut dimana2. Mengenai apa itu<br />streamer biar nanti uuk yang ngejelasin. Lalu biasanya juga diadakan<br />kerjasama mengenai positioning dan juga tracking vessel.<br /><br />Selain itu peran GD dalam tahapan eksplorasi ada di bidang GIS. Hasil<br />olahan dari seismic biasanya bisa memberikan gambaran apakah blok<br />tersebut cukup layak ditambang atau tidak. Mungkin bung Ektes bung<br />Gobed dari PND bisa menambahkan.<br /><br />Intinya klo bung lukas menanyakan ada berapa perusahaan Geoservices..<br />cuman ada satu bisa dilihat di www.geoservices.com. Perusahaan ini<br />biasanya bermain di tahapan eksploitasi (drilling engineering).<br /><br />Bersambung....<br /><br />salam hangat,<br />luckyKameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-31451463638981011522007-02-20T20:09:00.000+01:002007-02-20T20:26:53.646+01:00Menjadi surveyor, antara tantangan dan dilema...<p><span style="color: rgb(153, 153, 153);" lang="EN-GB"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="color: rgb(255, 102, 0);">by: mas Opiq</span>*</span></span></p><p><span style="color: rgb(153, 153, 153);" lang="EN-GB">Being a 'juru ukur' or known as surveyor is very challenging, also pathetic..... why??</span><span style="color: rgb(153, 51, 153);" lang="EN-GB"><br /><br /><span style="font-family:lucida grande;">Mungkin ada beberapa orang yang tidak tahu apa itu surveyor.... atau ada segelintir orang di negeri yang luas ini yang hanya tahu bahwa surveyor itu adalah tukang ngukur tanah, yang kerjaannya 'ngeker-ngeker' di pinggir jalan pake alat yang seperti kamera tipi, ngekerin orang mandi di sungai ;)... hmmm, hanya segitukah pengetahuan orang tentang surveyor, sungguh menyedihkan...</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family:lucida grande;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family:lucida grande;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Selama hampir 60 tahun pendidikan mengenai ilmu ukur tanah, pemetaan, geodesi, geomatika, atau apapun lah namanya di negeri ini, ternyata belum mampu menjelaskan kepada khalayak mengenai profesi surveyor. Kenapa? kenapa profesi ini tidak sepopuler arstitek, pelukis, sutradara, insinyur sipil..dll?</span><o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family:lucida grande;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Itulah yang menjadi keprihatinan saya sebagai seorang yang berkecimpung di dunia survey dan pemetaan... maka, dengan curhat di blog ini semoga bisa menularkan dan mungkin ada solusi dari yang membacanya tentang masalah ini... </span><o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" face="lucida grande"> <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);font-family:times new roman;" lang="IT">Ono gulo ono semut… ada profesi ada pekerjaannya.. </span><span style="color: rgb(153, 51, 153);font-family:times new roman;" lang="FI">berikut akan saya sampaikan sedikit mengenai arti dari surveyor. Surveyor : orang yang melakukan pekerjaan survey/pemetaan. Pekerjaan survey/pemetaan (surveying) sendiri adalah suatu teknik dan ilmu untuk menentukan posisi titik dalam suatu ruang 3D, menentukan jarak dan sudut diantara titik-titik tersebut dengan teliti. </span><span style="color: rgb(153, 51, 153);font-family:times new roman;" lang="IT">Posisi titik ini bisa berada di permukaan bumi di dalam bumi dan di luar bumi. Dalam rangka memenuhi sasaran dan maksud dari pekerjaan survey, seorang surveyor harus tahu prinsip geometri (ilmu ukur), rancang-bangun, matematika, fisika dan bahkan ilmu hukum.<br /><br />Tanpa disadari, surveyor telah menjadi salah satu unsur penting dalam pengembangan lingkungan manusia sejak beberapa abad lalu. Profesi ini merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan hampir ditiap pekerjaan konstruksi. </span><em><span style="color: rgb(51, 51, 255);" lang="IT">Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh….</span></em><i><span style="color: rgb(51, 51, 255);" lang="IT"><br /></span></i><span style="color: rgb(153, 51, 153);" lang="IT"><br />Jaman dahulu, seorang surveyor hanya memerlukan kompas dan meteran dalam melakukan pekerjaannya, seiring dengan perkembangan teknologi muncullah theodolit, merupakan cikal bakal alat ukur sudut teliti. Untuk pengukuran jarak, ditemukan lah EDM (electronic Distance Measurement) yang menggunakan prinsip cepat-rambat gelombang elektromagnetik dalam penentuan jaraknya. kemudian muncullah alat ukur yang menggabungkan EDM+Theodolit menjadi satu alat yang lebih praktis dan serba digital, Total Station. Cerita tadi merupakan salah satu perkembangan dunia surveying di dunia, terutama untuk land surveying (pemetaan darat), masih ada lingkup pekerjaan survey di laut ataupun udara yang mengalami perkembangan serupa. Bahkan saat ini, dalam teknologi pemetaan sudah menggunakan satelit GPS buatan Dep. </span><span style="color: rgb(153, 51, 153);" lang="FI">Pertahanan Amerika, GLONASS buatan Rusia dan Gallileo buatan Uni Eropa… canggih kan sebenarnya? </span><em><span style="color: rgb(51, 51, 255);" lang="FI">Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh…</span></em><span style="" lang="FI"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="color: rgb(153, 51, 153);" lang="FI"><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" >Ruang lingkup atau jenis pekerjaan survey ada berbagai macam, antara lain:</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" >- </span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">Survey batas</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">: menentukan batas kepemilikan lahan atau wilayah. Jaman dulu sampai jaman sekarang orang bisa baku bunuh gara-gara sengketa batas wilayah. Untuk itu sangat perlu ditentukan batas aktual dilapangan dan kemudian didokumentasikan dalam sebuah peta agar orang lain tahu batas wilayah kita.<br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">- </span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">Survey deformasi</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">: menentukan apakah stuktur atau object mengalami perubahan bentuk atau pergerakan. Diperlukan pengukuran 3D pada objek yang akan diukur dan dilakukan pengukuran kembali pada titik yang sama secara berkala. Hasil dari pengukuran kedua dan seterusnya dibandingkan dengan pengukuran pertama untuk dihitung besar pergerakannya. Jenis survey ini biasa dilakukan untuk pemantauan bendungan, rig platform, dan yang lagi hangat-hangatnya adalah penentuan nilai penurunan tanah akibat semburan lumpur di Porong, Sidoarjo.<br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">- </span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">Survey rekayasa</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">: biasa dilakukan dalam pekerjaan konstruksi, baik itu pembuatan jalan, gedung, rel, dll. Sebenarnya pekerjaan survey dibidang rekayasa inilah yang banyak kita temui di setiap proyek pembangunan, tapi seringkali kegiatan survey-nya tidak diperhatikan oleh masyarakat karena masyarakat memandang proyek itu dari namanya, misal proyek jembatan layang Paspasti, proyek jalan tol… dan tentu saja yang dikenal adalah insinyur sipilnya, arsiteknya….dll.<br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">- </span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">Survey topografi</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">: mengukur/memetakan permukaan bumi yang direpresentasikan dalam kumpulan titik-titik koordinat 3D kemudian biasa digambarkan dalam garis kontur (garis yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama).<br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">- </span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">Survey Hidrografi</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">: survey yang dilakukan untuk memetakan topografi dasar laut untuk digunakan lebih lanjut dalam navigasi kapal, konstruksi lepas pantai, atau manajemen sumber daya laut.<br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">- </span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">Survey konstruksi</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">: bisa dibilang merupakan bagian dari survey rekayasa, tetapi lebih spesifik ke bidang konstruksi.<br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">- </span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">Survey navigasi</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" lang="FI">: untuk mengetahui posisi suatu wahana bergerak (misal kapal, pesawat terbang, mobil,rudal) sehingga bisa menentukan dan mengontrol apakah wahana tersebut berada dijalur yang aman, cepat dan sesuai rencana.<br />Dan masih banyak jenis pekerjaan survey yang lain, </span><em style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);" lang="FI">Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh…</span></em><i style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);" lang="FI"><br /></span></i><span style="color: rgb(255, 153, 255);font-family:trebuchet ms;" lang="FI"><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-family:lucida grande;" >Di dunia kerja di tanah air ini, profesi surveyor masih belum bisa berkembang dan mengembangkan diri untuk meningkatkan eksistensinya… pada kenyataannya, banyak perusahaan yang masih menganggap surveyor itu sebagai profesi yang tidak memberikan kontribusi penting dalam pencapaian keuntungan perusahaan. Sehingga posisi seorang surveyor masih ditempatkan di level bawah….</span><o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(153, 51, 153);" lang="FI">Padahal apa bedanya dengan seorang geologist, mine engineer, insinyur sipil…, mereka tidak akan bisa merencanakan dan melakuan perkerjaan penambangan, pembangunan jalan dengan baik tanpa ada surveyor. Apakah bisa seorang insinyur sipil membangun jalan tol sepanjang 10km tanpa peta topografi, tanpa panduan pemasangan titik di lapangan, menghitung volume galian dan timbunan yang diperlukan tanpa seorang surveyor?<br />Apakah bisa seorang geologist menentukan posisi sumber minyak, memetakan jalur patahan dengan akurat tanpa seorang surveyor?<br /><br />Itulah ironisnya, mungkin karena pengetahuan para pemilik dan pemangku jabatan tertinggi di perusahaan hanya mengenal dunia survey/pemetaan dari kulitnya saja, jadi mereka menggangap surveyor yang hanya begitu-begitu saja…<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><span style="font-family:lucida grande;">Untuk itu, ada baiknya juga buat para surveyor 'jual mahal' dikit kepada para peminta-minta jasa kita.. jangan sampai mereka menganggap kita sebagai seorang pembantu mereka dalam menyediakan data sehingga seenaknya saja menyuruh. Kita harus mulai menunjukkan kepada mereka bahwa profesi kita itu sejajar dan bahkan lebih penting daripada mereka.. menunjukkan bahwa hasil kerja kita sangat berperan dalam sebuah pekerjaan/proyek mereka... kita perlu menggalakkan arogansi profesi.</span><o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"> <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(153, 51, 153);font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Salah satu hal yang membuat mereka agak melek tentang geodesi adalah masalah transformasi datum/koordinat. Ini saya alami sendiri ditempat kerja disaat ada kasus tumpangtindih kuasa pertambangan dengan perusahaan lain.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="color: rgb(153, 51, 153);font-family:trebuchet ms;" ><br />Dalam dunia pertambangan mineral dan batubara, pemerintah sendiri telah mengakui bahwa seorang juru ukur yang bekerja di pertambangan wajib memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi terkait. Dan dijelaskan juga bahwa tanggungjawab seorang surveyor sangatlah besar dalam hal kelangsungan operasional dan keselamatan penambangan. </span><em style="color: rgb(153, 51, 153);font-family:trebuchet ms;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Tapi koq ya masih belum pada ngerti gitu loh…</span></em><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><o:p></o:p></span></p>* <span style="color: rgb(255, 102, 0);">penulis adalah seorang Geodet berpengalaman yang bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan Selatan</span>.Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-62673892536517297722007-02-19T21:50:00.000+01:002007-02-19T21:57:20.988+01:00Geodesi, Pengukuran dan Pemetaan untuk Awam<span style="color: rgb(255, 153, 0);">by: Lukas Silaban</span>*<br /><br />Keyword: <span style="font-style: italic;">Geodesy, Geodetic, Geodet, Survey, Mapping,</span><br /><span style="font-style: italic;"> Peta, Geo-reference, Kartografer, Kartografi</span><br /> <br />Pendahuluan<br />Di dalam banyak bidang pekerjaan, kita sering<br />menggunakan sebuah peta sebagai dasar rencana kerja.<br />Kita sering tidak mengetahui bagaimana peta itu<br />dihasilkan, siapa yang terlibat, proses-proses yang<br />terjadi di dalamnya, bagaimana keandalan peta<br />tersebut.<br /><br />Dalam tulisan ini, saya ingin memberikan pemahaman<br />mengenai bagaimana proses pembuatan peta untuk dapat<br />dipahami oleh orang awam. Sebelum melangkah ke<br />pembahasan tersebut, saya memberikan pengertian<br />mengenai Geodesi dan Pengukuran terlebih dahulu.<br /><br />Ketika saya menulis ini, saya semakin menyadari tidak<br />mudah untuk menerangkan sesuatu secara mudah.<br />Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini, orang-orang<br />yang awam dengan ketiga hal diatas tidak lagi menjadi<br />awam. Saya juga mengharapkan banyak masukan dari<br />teman-teman pembaca sekalian untuk memberikan masukan,<br />pertanyaan maupun komentar yang membangun melalui<br />kotak komentar yang ada di bagian bawah tulisan ini.<br /><br />Geodesi<br />Geodesi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari<br />tentang bentuk bumi. Disiplin ilmu ini telah<br />berabad-abad secara keras mencoba menentukan dimensi<br />bumi secara horizontal maupun vertikal. Eratosthenes<br />merupakan sebagai bapak ilmu Geodesi karena ia<br />diketahui sebagai yang pertama kali bereksperimen<br />dalam menentukan bentuk bumi. Saat ini, dengan<br />perkembangan teknologi yang semakin canggih, bentuk<br />bumi dipantau secara terus-menerus dengan mendirikan<br />ribuan titik kerangka di permukaan bumi yang<br />direferensikan pada satelit.<br /><br />Cukup sulit untuk menjelaskan penerapan geodesi secara<br />mudah, tapi anda dapat membayangkan bahwa sebuah<br />bentuk dapat dibangun oleh banyak titik. Misalnya<br />garis, dibentuk oleh 2 titik, kemudian segitiga<br />dibangun oleh 3 titik, bola dibangun oleh banyak<br />titik, maka bumi juga dapat dimodelkan dengan banyak<br />titik. Titik-titik inilah yang disebut dengan ribuan<br />titik kerangka yang saya maksud diatas. Sehingga dari<br />titik-titik inilah dapat diturunkan model bentuk bumi.<br /><br />Dengan mengacu pada model bentuk bumi tersebut kita<br />dapat membuat peta dunia, peta kota, peta jaringan<br />jalan, peta jaringan drainase, peta blok perumahan,<br />perhitungan pergerakan lempeng, penurunan lahan, peta<br />kedalaman laut peta daerah banjir, kenaikan muka air<br />laut, sistem informasi geografis (SIG / GIS), dan<br />sebagainya yang bersifat geo-refence atau bereferensi<br />bumi.<br /><br />Pengukuran (Surveying)<br />Pengukuran adalah sebuah teknik pengambilan data yang<br />dapat memberikan nilai panjang, tinggi dan arah<br />relatif dari sebuah obyek ke obyek lainnya. Pengukuran<br />terletak diantara ilmu geodesi dan ilmu pemetaan.<br />Hasil penelitian geodesi dipakai sebagai dasar<br />referensi pengukuran, kemudian hasil pengolahan data<br />pengukuran adalah dasar dari pembuatan peta.<br /><br />Untuk melakukan sebuah pengukuran diperlukan<br />perencanaan dan persiapan terlebih dahulu agar hasil<br />yang diperoleh dapat digunakan secara efektif dengan<br />waktu, biaya dan tenaga pengukuran yang efisien.<br /><br />Pengukuran memerlukan alat ukur. Theodolite,<br />waterpass, meteran, total station, gps, echosounder,<br />sextant adalah contoh-contoh alat ukur.<br /><br />Pemetaan<br />Pemetaan adalah proses pembuatan peta berdasarkan<br />olahan data hasil pengukuran. Bidang ilmu yang<br />mempelajari pembuatan peta ini disebut dengan<br />kartografi, sedangkan ahlinya adalah kartografer. Pada<br />saat ini, pembuatan peta lebih banyak dilakukan secara<br />digital karena lebih cepat, lebih teliti, tidak<br />memakan ruang dan dapat dianalisis ulang sebelum<br />diproduksi. Pemahaman yang baik mengenai Sistem<br />Proyeksi dan Sistem Koordinat bumi merupakan hal dasar<br />yang harus diketahui oleh seorang kartografer.<br /><br />Sistem Proyeksi merupakan aturan, nilai-nilai dan<br />model yang memberikan nilai konversi ketika bentuk<br />bumi yang tidak datar dibuat menjadi datar atau dibuat<br />menjadi bidang proyeksi. Data hasil pengolahan<br />pengukuran yang dimasukkan ke dalam sebuah sistem<br />proyeksi akan mengalami pendataran dan memiliki<br />kesamaan secara bentuk atau sudut dalam skala<br />tertentu. Contoh sistem proyeksi adalah Mercator,<br />Transverse Mercator, Azimuthal, Conic, dsb.<br /><br />Setelah melalui Sistem Proyeksi, data tersebut akan<br />melalui tahap pemetaan berikutnya yaitu pemberian<br />nilai koordinat dalam sebuah Sistem Koordinat. Sistem<br />ini membagi bidang proyeksi bumi ke dalam zona-zona<br />berukuran tertentu. Contoh Sistem Koordinat adalah<br />Universal Transverse Mercator yang membagi zona dalam<br />ukuran 6 derajat bujur serta 2 bagian bumi di lintang<br />utara dan lintang selatan.<br /><br /><br />Kesimpulan<br />Peta adalah sebuah model dari obyek atau banyak obyek<br />yang bereferensi bumi. Di dalam proses pembuatan peta,<br />ada banyak asumsi dan pemodelan yang dilakukan. Hal<br />ini dimulai ketika bumi dimodelkan secara geodesi,<br />diukur atau direkam dengan menggunakan asumsi-asumsi<br />dan metoda pengukuran tertentu, serta dipetakan ke<br />dalam bidang proyeksi dan koordinat tertentu.<br /><br />Untuk memperoleh nilai asli di permukaan bumi dari<br />data peta, maka nilai yang ada di peta harus<br />dikonversi melalui kebalikan dari tahap-tahapan<br />seperti diatas.<br /><br />Ketiga bidang tersebut memiliki ahlinya atau<br />spealisasi masing-masing. Geodet merupakan ahli<br />Geodesi, Surveyor merupakan ahli Pengukuran kemudian<br />Kartografer adalah ahli Pemetaan.<br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">*</span>Penulis adalah seorang Insinyur Geodesi yang bekerja di PT. Mitra Lingkungan Dutaconsult, Jakarta.</span>Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-1105683770785300562007-02-15T16:06:00.000+01:002007-02-15T16:18:11.321+01:00Surveyor berpengalaman Vs Surveyor sekolahan<span style="color: rgb(255, 102, 0);">by: Mas Opiq</span>*<br /><br /><p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Wah, apa pula itu…?</span></p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Apa bedanya.....?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Apa yang ada dipemahaman orang umum khususnya di dunia pertambangan dan konstruksi, surveyor adalah sekelas operator, hanya yang ini alat yang dioperasikan adalah alat ukur. Dan tentu saja sangat memungkinkan hal itu dipelajari oleh orang yang sebelumnya nol di bidang survey/pemetaan, seperti orang yang belajar nyetir mobil. Awal mula karir surveyor berpengalaman biasanya ia bekerja sebagai helper surveyor yang bertugas memegang tongkat prisma/rambu, dan dengan bekal keingintahuan dan kesempatan dia mulai belajar sedikit demi sedikit mengoperasikan alat ukur serta teknik-teknik dasar survey. Hingga suatu waktu dia bisa mengoperasikan alat survey. Saat ada kesempatan untuk menjadi seorang surveyor di suatu perusahaan, melamar lah dia dan akhirnya diterima oleh perusahaan tersebut. Itulah yang bisa disebut sebagai surveyor berpengalaman.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Surveyor sekolahan lain lagi ceritanya, mereka memang sudah berniat untuk mendalami ilmu survey/pemetaan dari bangku sekolah, mulai dari tingkat D1 sampai S1. Khusus jenjang S1, sekolah survey/pemetaan dikenal sebagai Geodesi dan sekarang sedang memperkenalkan nama barunya sebagai Geomatika. Saat ini sudah ada beberapa perguruan tinggi yang mempunyai jurusan Geodesi/Geomatika, sebut saja ITB, UGM, ITENAS Bandung, ITS Surabaya, ITN Malang, bahkan dulu sempat ada di UNPAK Bogor. Nah, ilmu survey/pemetaan yang dipelajari di bangku sekolah tersebut sangat detail dan kompleks. Apa yang dipelajari oleh para surveyor berpengalaman adalah ilmu dasar yang diajarkan, pada tahap selanjutnya diberikan berbagai macam aplikasi, cabang, dan ragam dari ilmu survey/pemetaan baik itu pemetaan darat, pemetaan laut, pemetaan udara. Loh, emang udara bisa dipetakan? Tentu saja bisa, dengan teknologi dan teknik pengukuran yang makin canggih, kita bisa memetakan kandungan zat atau materi yang terdapat di atmosfer. Itulah yang dimaksud dengan pemetaan udara disini. Menarik bukan?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Apa nilai kurang dan lebih dari kedua jalur surveyor tersebut?<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="IN">Dari segi ilmu dan konsep survey/pemataan, jelas surveyor sekolahan lebih unggul, tapi dari segi kemampuan di lapangan, surveyor berpengalaman bisa lebih unggul.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="IN">Di dunia kerja, banyak perusahaan yang masih mencari tenaga surveyor berpengalaman dibandingkan surveyor sekolahan, karena gaji untuk membayar lulusan SMA/STM tentu lebih kecil daripada D3/S1. Alasan efisiensi biaya, untuk apa membayar S1 yang mahal jika pekerjaan tersebut bisa dilakukan oleh SMA/STM? Itulah masalah yang menjadi dilema saat ini.. yang lebih parah lagi, jika perusahaan meminta seorang S1 dgn gaji SMA/STM…<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Beberapa minggu lalu, saya mengikuti diklat sertifikasi juru ukur tambang yang dilaksanakan oleh pusdiklat direktorat teknologi mineral, batubara, gas dan panas bumi di Bandung. Dari 31 peserta, hanya 5 orang surveyor sekolahannya, sisanya yah surveyor berpengalaman yang saya ceritakan di atas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Itulah realita yang ada di negara tercinta ini, tapi tetap kembali ke prinsip… “jika suatu urusan tidak dilakukan oleh ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN"><br /></span></p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="IN">Des06,OPIQ<o:p></o:p></span></p> * <span style="color: rgb(255, 102, 0);">penulis adalah seorang Geodet berpengalaman yang bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan Selatan</span>.Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-60884343444757087762007-01-11T21:41:00.000+01:002007-01-11T21:52:53.091+01:00Apa itu Geodesi (Ina), Géodésie (Fr) dan Geodesy (En)<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirbz3Zt6n6Y1lvcwvg-aWPeWVtHhMQZxYpeT2PF5Szv08bQZiS0VHaaYfjpoPfjqMTYCQ3xdndebYk1bO2oyfVmNM5Modb5dGqnC2aVrZ-j14JM_g3mqXz-Ni0YFPIHWYZJbmqVtGhTk8/s1600-h/geodet.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirbz3Zt6n6Y1lvcwvg-aWPeWVtHhMQZxYpeT2PF5Szv08bQZiS0VHaaYfjpoPfjqMTYCQ3xdndebYk1bO2oyfVmNM5Modb5dGqnC2aVrZ-j14JM_g3mqXz-Ni0YFPIHWYZJbmqVtGhTk8/s320/geodet.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5018875939227196226" border="0" /></a> <p><span style="" lang="IT">Pada mulanya, Geodesi terkonsentrasi pada penentuan posisi dan medan gravitasi bumi dan aspek geometri dari variasi temporalnya. Di kalangan engineer di Jerman, Geodesi dibagi menjadi “geomensuration”, yang berkonsentrasi pada pengukuran bumi pada skala global dan “surveying”, yang lebih berkonsentrasi pada pengukuran bagian-bagian dari bumi<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="IT">Berdasarkan pada definisi tradisional dari ahli Geodesi (geodet) <span style=""> </span>jerman yang bernama Friedrich Robert<span style=""> </span>Helmert (1834-1917), Geodesi adalah “ilmu tentang mengukur dan merepresentasikan permukaan bumi”. </span><span style="" lang="EN-GB">Meskipun diformulasikan pada tahun 1880, dan masih relevan sampai saat ini, di dalamnya termasuk juga pengukuran </span><st1:city><st1:place><span style="" lang="EN-GB">medan</span></st1:place></st1:city><span style="" lang="EN-GB"> gravitasi eksternal bumi dan dasar laut. Maka dari itu, terlihat bahwa Geodesi adalah gabungan antara ilmu bumi dan kerekayasaan.<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="EN-GB">Pengertian Geodesi berdasarkan dari website <a href="http://www.oceanservice.noaa.gov/education/kits/geodesy/welcome.html">NOAA National Service Education Centre</a> <span style=""></span>adalah ilmu tentang pengukuran dan pengamatan bentuk bumi dan lokasi titik di muka bumi. NOAA's National Geodetic Survey (NGS) bertanggung jawab mengembangkan dan merawat system data Geodesi nasional (AS) yang digunakan untuk navigasi, sistem komunikasi dan pemetaan.<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="EN-GB">Bila anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Geodesi, coba anda jelajahi beberapa alamat di bawah ini:<o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="EN-GB"><a href="http://www.gd.itb.ac.id/">www.gd.itb.ac.id</a><o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="EN-GB"><a href="http://www.oceanservice.noaa.gov/education/kits/geodesy/welcome.html">http://www.oceanservice.noaa.gov/education/kits/geodesy/welcome.html</a><o:p></o:p></span></p> <span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-GB" ><a href="http://www.jqjacobs.net/astro/geodesy.html">http://www.jqjacobs.net/astro/geodesy.html</a></span></div>Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-44857124101029641462007-01-04T20:06:00.000+01:002007-01-05T17:07:01.273+01:00Kayak gimana sih bentuk bumi itu?Seperti telah kita ketahui, bentuk bumi itu tidaklah bulat seperti bola maupun <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PTE5DYf44o1hNbrcGqol4FWztHRWZ0vA4g6bPJRSRq0pk3WbXXSdSCKYHt9_Y7kgbXT6xMMK7w7DMvqYJ5GKmwTJ_QgFMJLz5Uokw0XPRlgir9XuqE4N6_APLZ_FZLm8AsBkr_Vho2s/s1600-h/erathosthenes.gif"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5016253776981616354" style="margin: 0px 0px 10px 10px; float: right;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PTE5DYf44o1hNbrcGqol4FWztHRWZ0vA4g6bPJRSRq0pk3WbXXSdSCKYHt9_Y7kgbXT6xMMK7w7DMvqYJ5GKmwTJ_QgFMJLz5Uokw0XPRlgir9XuqE4N6_APLZ_FZLm8AsBkr_Vho2s/s320/erathosthenes.gif" border="0" /></a> maupun elips seperti telur. Bentuk bumi lebih mendekati ke bentuk apel (kata pak Piping), tapi bentuk bumi tidaklah mulus semulus buah apel, tapi benjol disana sini seperti wajah manusia yang penuh jerawat. Karena kita ketahui ada banyak gunung dan lembah di bumi ini.<div align="justify"> </div> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Asumsi tentang bentuk bumi telah dimulai sejak zaman Yunani kuno. Pertama Homer bilang bahwa bentuk bumi itu adalah datar kemudian Phytagoras bilang bahwa bentuk bumi itu adalah bulat. Gagasan Phytagoras ini didukung oleh Aristotle seratus tahun kemudian. Phytagoras berpikir bahwa Tuhan akan menciptakan bentuk yang sempurna maka dari itu bumi dibentuk bulat.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"><o:p></o:p>Adalah Eratosthenes yang ingin menentukan seberapa besar keliling bumi. Pada saat hari terpanjang di musim panas (summer solstice) di kota Syene , dia mengamati bahwa matahari jatuh seluruhnya pada dasar lubang sebuah sumur tanpa meninggalkan bayangan sedikitpun. Itu berarti bahwa pada saat itu matahari lurus berada diatas kepala kita Pada saat yang sama dia mengamati di kota Alexandria dan dia menemukan bahwa matahari tidak lurus diatas kepala kita melainkan membentuk sudut sebesar 7°12’ dari garis vertikal (lihat gambar di samping). Dari kedua pengamatan diatas, Erathosthenes mengaplikasikan beberapa pengetahuan bahwa:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="FI">Pada summer solstice, matahari lewat tepat diatas kota Syene<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="FI">Syene – Alexandria terletak segaris dengan arah utara selatan<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Dan untuk mengukur jarak Syene – Alexandria, Erathosthenes berjalan sendiri dari Alexandria menuju Syene. Hasilnya didapat jarak sebesar 500 mil.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"><o:p></o:p>Dengan menggabungkan hasil pengamatan, pengukuran dan 2 pengetahuan dasar diatas, Erathosthenes menyimpulkan bahwa sudut bayangan sebesar 7°12’ di Alexandria menunjukkan bahwa jarak antara Alexandria dan Syene adalah 1/50 keliling bumi (karena 7°12’ adalah 1/50 dari 360°). Jadi keliling bumi adalah 50 x 500mil = 25000mil. Apabila kita tahu keliling bumi, maka kita bisa mengkitung propriete bumi yang lain seperti panjang jari² bumi.<o:p></o:p></span></p><span style="" lang="FI">Pengukuran bumi yang lain dilakukan juga oleh ilmuwan Yunani kuno bernama Posidonius. Dia menegaskan bahwa bintang Canopus tidak terlihat dari sebagian besar wilayah di Yunani tapi hanya terlihat samar² di titik horizon di kota Rhodes. Posidonius mengukur elevasi Canopus dari Alexandria dan didapatkan sudut sebesar 1/48 lingkaran. Dengan asumsi bahwa jarak Rhodes dan Alexandria adalah 500 mil, dia menghitung bahwa keliling bumi adalah 24000mil.<o:p></o:p></span><span style="" lang="FI"><o:p><br /><br /></o:p>Itulah 2 dari sekian banyak penelitian untuk menentukan ukuran bumi. Apakah anda juga tertarik untuk menelitinya...........<o:p></o:p></span>Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8331670985667702645.post-61218561353243777852007-01-03T22:44:00.000+01:002007-01-11T21:58:21.779+01:00Bienvenue les GeodetSelamat datang di blog ini.<br />Ini salah satu media yang kami harapkan bisa menduniakan ilmu Geodesi di Indonesia yang telah berumur lebir dari 50 tahun. Terima kasih kepada para pendiri Geodesi di Indonesia. Kepada bapak Sutomo Wongsotjitro yang telah mendirikan pondasi Géodésie di Indonesia. Tak lupa juga kepada bapak Jacub Rais sebagai angkatan pertama Géodési ITB yang telah banyak berjuang untuk memajukan Géodésie. Bapak Klass J. Villanueva yang telah menggembar-gemborkan géodésie kesana kemari, kepada bapak Sjamsir yang telah memulai pendidikan hidrografi di indonesia dan kepada semua orang yang telah berjuang demi memajukan Géodésie di Indonesia.<br />Majulah Géodési Indonesia.........Kameradshttp://www.blogger.com/profile/13634562683355905343noreply@blogger.com1