jeudi 15 février 2007

Surveyor berpengalaman Vs Surveyor sekolahan

by: Mas Opiq*

Wah, apa pula itu…?

Apa bedanya.....?

Apa yang ada dipemahaman orang umum khususnya di dunia pertambangan dan konstruksi, surveyor adalah sekelas operator, hanya yang ini alat yang dioperasikan adalah alat ukur. Dan tentu saja sangat memungkinkan hal itu dipelajari oleh orang yang sebelumnya nol di bidang survey/pemetaan, seperti orang yang belajar nyetir mobil. Awal mula karir surveyor berpengalaman biasanya ia bekerja sebagai helper surveyor yang bertugas memegang tongkat prisma/rambu, dan dengan bekal keingintahuan dan kesempatan dia mulai belajar sedikit demi sedikit mengoperasikan alat ukur serta teknik-teknik dasar survey. Hingga suatu waktu dia bisa mengoperasikan alat survey. Saat ada kesempatan untuk menjadi seorang surveyor di suatu perusahaan, melamar lah dia dan akhirnya diterima oleh perusahaan tersebut. Itulah yang bisa disebut sebagai surveyor berpengalaman.

Surveyor sekolahan lain lagi ceritanya, mereka memang sudah berniat untuk mendalami ilmu survey/pemetaan dari bangku sekolah, mulai dari tingkat D1 sampai S1. Khusus jenjang S1, sekolah survey/pemetaan dikenal sebagai Geodesi dan sekarang sedang memperkenalkan nama barunya sebagai Geomatika. Saat ini sudah ada beberapa perguruan tinggi yang mempunyai jurusan Geodesi/Geomatika, sebut saja ITB, UGM, ITENAS Bandung, ITS Surabaya, ITN Malang, bahkan dulu sempat ada di UNPAK Bogor. Nah, ilmu survey/pemetaan yang dipelajari di bangku sekolah tersebut sangat detail dan kompleks. Apa yang dipelajari oleh para surveyor berpengalaman adalah ilmu dasar yang diajarkan, pada tahap selanjutnya diberikan berbagai macam aplikasi, cabang, dan ragam dari ilmu survey/pemetaan baik itu pemetaan darat, pemetaan laut, pemetaan udara. Loh, emang udara bisa dipetakan? Tentu saja bisa, dengan teknologi dan teknik pengukuran yang makin canggih, kita bisa memetakan kandungan zat atau materi yang terdapat di atmosfer. Itulah yang dimaksud dengan pemetaan udara disini. Menarik bukan?

Apa nilai kurang dan lebih dari kedua jalur surveyor tersebut?

  1. Dari segi ilmu dan konsep survey/pemataan, jelas surveyor sekolahan lebih unggul, tapi dari segi kemampuan di lapangan, surveyor berpengalaman bisa lebih unggul.
  2. Di dunia kerja, banyak perusahaan yang masih mencari tenaga surveyor berpengalaman dibandingkan surveyor sekolahan, karena gaji untuk membayar lulusan SMA/STM tentu lebih kecil daripada D3/S1. Alasan efisiensi biaya, untuk apa membayar S1 yang mahal jika pekerjaan tersebut bisa dilakukan oleh SMA/STM? Itulah masalah yang menjadi dilema saat ini.. yang lebih parah lagi, jika perusahaan meminta seorang S1 dgn gaji SMA/STM…

Beberapa minggu lalu, saya mengikuti diklat sertifikasi juru ukur tambang yang dilaksanakan oleh pusdiklat direktorat teknologi mineral, batubara, gas dan panas bumi di Bandung. Dari 31 peserta, hanya 5 orang surveyor sekolahannya, sisanya yah surveyor berpengalaman yang saya ceritakan di atas.

Itulah realita yang ada di negara tercinta ini, tapi tetap kembali ke prinsip… “jika suatu urusan tidak dilakukan oleh ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”


Des06,OPIQ

* penulis adalah seorang Geodet berpengalaman yang bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan Selatan.

3 commentaires:

muhamad.ramdhan a dit…

Mas Opick, salut utk pengabdiannya di dunia surveying !!! btw, sertifikasi untuk BPN daftarnya dimana yah??

willy okcandra a dit…

Ada lowongan pekerjaan survey gak.mas ?

willy okcandra a dit…

Ada lowongan pekerjaan survey gak.mas ?